Saturday, September 10, 2011

ketika az-zahrah bertasbih


Alkisah di sebuah pesantren tua di lereng gunung berkabut. Sang kiai, hendak mencari pemimpin baru. Sang Kiai merasa dirinya yang sudah tua, tak cukup kuat lagi mengurus pesantrennya. Ia hendak mundur sebagai pemimpin pesantren dan memberi kesempatan pada santrinya yang lebih muda untuk memimpin pesantren tersebut.

Untuk mencari siapa pengganti nya, sang guru mengadakan semacam ujian yang sederhana saja iaitu bahwa semua santrinya disuruh mencari bunga yang paling indah untuk menghiasi taman di dalam perguruan tersebut. Nanti sang kiyai akan menilai siapa santri terbaik yang akan menjadi penggantinya kelak.

Para santri agak hairan juga dengan permintaan kiyai tersebut, apa hubungan bunga dengan kepemimpinan? namun mereka semua sudah tahu, bahwa sang kiyai memang suka menyampaikan pesan yang tersirat. pasti ada sesuatu hikmah tersembunyi di balik ujian tersebut.
Maka di pagi hari pergilah para santri perguruan tersebut ke pelbagai tempat, mencari bunga yang paling indah.

Setelah seharian melakukan pencarian ke seluruh pelosok bukit dan lembah,pada waktu petang para santri telah mendapatkan bunga nya masing2, yang menurut mereka adalah bunga terindah. Maka berkumpullah para santri perguruan tersebut membawa bunga masing2 yang menurutnya adalah bunga yang paling indah.

Bunga2 indah , berwarna warni, beragam bentuk, dari pelbagai penjuru pun dikumpulkan para santrinya. Sang kiyai pun memperhatikannya, kemudian menanyakan pula dari mana asalnya. Setelah terkumpul, kemudian bunga bunga tersebut disusun di halaman pesantren, agar semua santrinya dapat melihat. Semua santri duduk melingkar mengelilingi lapangan tersebut, sambil menunggu keputusan daripada sang kiyai.

Semua santri telah mengumpulkan hasil pencariannya, saat dihitung, ternyata masih ada seorang santrinya yang belum mengumpulkan tumbuhannya. Tak lama kemudian datanglah santrinya yang terakhir mengumpulkan bunga,dia kelihatan sangat penat , seperti telah berjalan jauh. Dia pun sampai ke tengah halaman disaksikan semua santri lain, sambil membawa bunga2 yang dibungkus dgn kain. Kemudian dia membuka bungkusan tersebut danmenyerahkan bunga2nya kepada sang guru besar.

Namun bunga yang diberikannya adalah bunga yg sudah layu, semua santrinya pun kaget dan tersenyum geli hati. Ada ke patut beri bunga yang layu kepada kiyai? tidakkah nanti kiyai akan marah?

sang kiyai pun bertanya ; kenapa bunga ini yang kamu bawa ke sini ?

sang santri pun menjawab ; wahai guruku, aku telah pergi ke pelbagai daerah mencari bunga terbaik sesuai dgn permintaanmu, tapi sepanjang perjalanan, aku mendapati semua bunga tersebut sedang sibuk bertasbih memuji keagungan Tuhan, mereka sibuk berzikir.., aku tak sanggup memetiknya, kerana aku khuatir aku akan memutus pujian tasbih bunga2 tersebut. Kemudian aku terjumpa sekuntum bunga yang telah layu terkulai dari tangkai. Ooh nampaknya bunga ini telah lelah, telah selesai bertasbih.., karena itulah ku ambil dan kubawa ke sini bunga itu...

begitulah cerita sang santri terakhir yang didengarkan bersama oleh sang kiyai dan para santri yang lainnya.

Sang kiyai pun tersenyum mendengar penjelasan santri tersebut.
Dia kemudian menyuruh santri terakhir tersebut untuk duduk bersama santri2 yang lain, mengelilingi lapangan di tengah perguruan tersebut.

Wahai santri2 ku, permintaan ku untuk mencarikan bunga yang terbaik, sebenarnya adalah sebuah ujian dariku, untuk mengetahui sedalam mana ilmu kalian, sejauh mana keakraban kalian dengan Allah yang Maha Bijaksana dan bunga yang kamu ambil, adalah perumpamaan kepada kedalaman ilmu kalian.

Sebenarnya bunga layu tersebut secara zahirnya tidaklah indah lagi, tapi ia telah dengan penuh bakti bertasbih pada sang Maha Pencipta , bertasbih dengan caranya sendiri menebar keindahan dan harum semerbak, itulah keindahan yang lebih bermakna . Santri ku yang terakhir yang telah mengumpulkan bunga itu lebih memerhatikan proses bagaimana alam memuji kebesaran Allah, dan tidak mencari kekuasaan, untuk menjadi pemimpin perguruan ini, dia tahu sendiri, bahawa bunganya bukan yg paling indah dan tak mungkin terpilih jadi pemimpin disini.

Saya perhatikan semua bunga yang kalian kumpulkan sungguh indah, namun bukan keindahan itu yang utama, tapi apa makna yang kamu raih dari alam ini. Santriku yang terakhir telah dapat mendalami makna alam ini dengan sangat mendalam. Dia sedar betapa alam , makhluk ciptaan Allah, selalu bertasbih memuji kebesaran Allah, termasuk bunga2 tersebut. Dialah santriku yang paling dalam ilmunya dan tidak mengejar nafsu kekuasaan, kerana itu dialah yang kupilih untuk menjadi guru besar di perguruan ini, melanjutkan kepemimpinan ku.

Semua santri2 nya diam terhenyak, termasuk sang santri terakhir tersebut, yang kaget juga mendengar keputusan sang kiyai. Namun semuanya bisa memahami penjelasan falsafah yang disampaikan oleh sang kiyai.

No comments:

Post a Comment

komenla ape sahaja~♥~